Nyeri di dada yang muncul kerap kali disangka sebagai tanda dari masuk angin. Namun, masyarakat hendaknya waspada. Rasa nyeri di dada bisa jadi pertanda adanya penyakit jantung. Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah, Konsultan Aritmia Heartology Cardiovascular Hospital dr. Sunu B Raharjo.
Lantas bagaimana cara membedakan nyeri dada biasa dengan nyeri dada yang mengarah pada penyakit jantung? Dr Sunu pun ungkap beberapa tanda nyeri dada yang perlu diwaspadai. "Tentu kita harus mengenal sakit dada yang kemungkinan dari jantung," ungkapnya pada Konferensi ilmiah premier bertajuk CARES 2024 (Cardiac & Vascular Excellence Scientific Updates) yang diselenggarakan Heartology Cardiovascular Hospital di Jakarta, Sabtu (1/6/2024).
AKP Fatah Meilana Jabat Kasat Reskrim Polres Beltim Sertijab di Polres Tanjab Barat: Kasat Reskrim Dilantik Latihan Soal Ulangan Tema 7 Kelas 3 SD Semester 2 Beserta Kunci Jawaban, Perkembangan Teknologi Sripoku.com
Tanda pertama, nyeri dada yang muncul umumnya berada di tengah, bukan di bagian dada sebelah kiri. "Paling sering di tengah," imbuhnya. Kedua, rasa nyeri muncul pada saat beraktivitas atau tengah mengalami gejolak emosi.
Saat kedua hal itu terjadi, diperlukan pasokan oksigen yang banyak di dalam tubuh kita. Ketiga, umumnya rasa nyeri langsung membaik saat dibawa beristirahat. Atau, rasa nyeri dada segera membaik usai mengonsumsi obat Isosorbide dinitrate.
Obat isorbide adalah obat untuk mencegah dan meredakan angina pektoris (nyeri dada) akibat penyakit jantung koroner. Namun, pada pasien dengan gangguan irama jantung juga banyak yang mengeluhkan sakit dada. Tapi umumnya tidak berhubungan dengan aktivitas fisik.
"Sering muncul tidak bisa diprediksi. Tidak sedikit pasien menganggapnya depresi, dan malah minum obat derpesi. Padahal masalah di gangguan irama jantung. Ini harus dipastikan," pungkasnya. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.