Bunga hibiscus tak hanya dinikmati keindahan bentuknya.
Kelopak kering bunga hibiscus sabdariffa atau rosela yang dibuat ramuan minuman menyerupai teh.
Spesies bunga ini banyak tumbuh di Afrika.
Mengutip WebMD, satu cangkir kecil rosela mengandung 79 kalori, 20 gram karbohidrat, dan 20 gram gula.
Ramuan ini juga mengandung vitamin C.
Bunga ini secara historis telah digunakan di banyak negara Afrika, misalnya untuk meredakan sakit tenggorokan.
Mengutip Medical News Today, di Iran ramuan hibiscus digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi.
Ada pula catatan riset masih diperlukan untuk memeriksa dampak konsumsi bunga hibiscus terhadap kadar kolesterol.
Merujuk laporan penelitian pada 2010 yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition.
mengonsumsi minuman hibiscus menurunkan tekanan darah orang yang berisiko hipertensi.
Peserta dalam riset itu mengonsumsi tiga porsi 8 ons minuman hibiscus atau plasebo setiap hari selama enam pekan.
Mereka yang minum hibiscus mengalami penurunan tekanan darah sistolik yang signifikan, dibandingkan yang mengonsumsi minuman plasebo.
Penelitian yang diterbitkan pada 2011 membandingkan hasil mengonsumsi hibiscus dengan teh hitam terhadap kadar kolesterol.
Adapun 90 orang yang tekanan darah tinggi mengonsumsi minuman hibiscus atau teh hitam dua kali sehari selama 15 hari.
Setelah 30 hari, tak ada kelompok yang mengalami perubahan berarti kadar kolestrerol jahat LDL atau kolesterol jahat.
Tapi, dua kelompok peserta itu mengalami peningkatan HDL atau kolesterol atau kolesterol baik.
Uji klinis menunjukkan mengonsumsi ekstrak hibiscus meningkatkan kolesterol baik.
Bunga hibiscus dianggap sebagai tanaman banyak manfaat.
Mengutip Eating Well, hibiscus memiliki lebih dari 300 spesies tanaman berbunga, salah satunya adalah Hibiscus sabdariffa Linne.
Manfaat bunga hibiscus banyak digunakan dalam makanan, kosmetik, dan farmasi.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.